Selasa, 31 Mei 2016

Tahu Kah Anda


Perbedaan Outbound, Outing dan Gathering

Beberapa orang masih salah kaprah dalam memaknai istilah outbound. Setiap kegiatan permainan luar ruangan/alam terbuka langsung saja di sebut outbound. Contohnya sebuah perusahaan mengadakan kegiatan di sebuah villa atau hotel di gunung kemudian bersenang-senang dan melakukan games, seketika itu juga disebut outbound. Salah kaprah tersebut disebabkan oleh kekurangpahaman masyarakat dalam membedakan outbound dengan outing, cooporate gathering dan beberapa aktivitas di luar ruangan lainnya. Lalu apa bedanya? Adakah persamaannya?
Sebenarnya ada persamaannya, yaitu semuanya merupakan kegiatan yang dilakukan di luar ruangan/alam (outdoor activity). Sedang perbedaanya, kalau outing dan gathering, secara fisik, pikiran dan emosional tidak terlalu berat. Aktivitas ini lebih mengarah pada aspek menyenangkan (fun) sehingga tidak memerlukan persiapan khusus. Sedangkan dalam kegiatan outbound diperlukan sebuah pelatihan yang membutuhkan aktivitas fisik, emosional, pikiran yang lebih dibandingkan dengan kegiatan yang lain yang hanya bersifat fun. Waktu yang dibutuhkan juga lebih lama dan tujuannya lebih mendalam.
Ada tiga faktor penting dalam pelaksanaan outbound menurut Mr. Roo (pendiri suka alam nature creativity), yaitu lingkungan, fasilitator dan program/materi pelatihan. Oleh karena itu outbound lebih kompleks dibanding outing dan gathering.
 contoh gathering
By: Nila

Tahu Kah Anda


Bagaimana keterkaitan antara outbound dengan dunia pendidikan ?

Kita tahu bahwa proses pembelajaran dalam dunia pendidikan memiliki metode dan pendekatan yang bermacam-macam. Tidak jauh berbeda dengan kegiatan outbound,dari posting awal sudah di jelaskan bahwa outbound merupakan salah satu metode pembelajaran. Metode pembelajarannya dengan menggunakan pendekatan Learning by Experience atau learning by doing. Metode ini cukup menarik karena bentuk kegiatannya berupa permainan.
Coba perhatikan kemampuan seseorang dalam memahami sebuah pelajaran dengan berbagai cara seperti yang pernah di jelaskan oleh Rose and Niehall MG, Accelerated Learning berikut ini.
Mem – baca, maka akan mengerti 20 %
Men – dengar, maka akan mengerti 30 %
Me – lihat, akan mengerti 40 %
Meng – kata – kan, akan mengerti 50 %
Me – laku – kan, akan mengerti 60%
Apabila mem – baca + dengar + lihat + kata + laku, maka akan paham dan mengerti sampai 90 %
Dari penjelasan di atas maka jelas sekali bahwa dengan metode learning by experience, kemampuan seseorang dalam menerima pelajaran jauh lebih baik.
Ada empat tahapan proses pembelajaran dengan pendekatan learning by experience, yaitu :
  1. Permainan
  2. Pembahasan
  3. Perenungan
  4. Penerapan / tindak lanjut
Metode lain yang relevan dan cocok dengan outbound adalah Quantum Teaching dan Accelerated Learning. Metode ini mengutamakan pada proses pembelajaran yang cepat dengan mengutamakan pada proses, yaitu :
  1. Melibatkan 3 komponen sekaligus dalam diri manusia yaitu, fisik (raga/psikomotorik), pikiran (rasio/kognitif), dan emosi (rasa/afektif).
  2. Belajar adalah suatu proses kreatif
  3. Emosi dan pikiran harus memiliki energi positif
  4. Umpan balik
Dari penjelasan di atas sudah dapat disimpulkan bahwa keterkaitan outbound dengan dunia pendidikan masih erat hubunganya, karena outbound merupakan salah satu metode belajar.

Tahu Kah Anda

Apakah Outbound itu ?
Outbound merupakan kepanjangan dari kata Out of Boundarries, arti harfiahnya adalah "keluar dari batasan". Maksudnya, bila anda ingin hal yang biasa maka lakukan dengan cara biasa. Bia anda ingin sesuatu yang luar biasa, maka lakukan dengan cara yang luar biasa pula. cara yang "luar biasa" ini yang akan dipelajari dalam outbound.
Metode outbound pertama kali digunakan pada tahun 1940-an oleh tokoh pengguna metode ini yaitu Kurt Hahn, seorang warga negara jerman.
Ide pertama kali diilhami oleh misi pelayaran kurt hahn ketika mengarungi samudera. Dalam misinya ini hahn bersama ABK-nya mengalami suka dan duka, salah satunya adalah diterjang badai yang hebat namun kapal Hahn selamat berkat kesigapan ABK-nya.
Dalam peristiwa itu, para ABK mampu memerankan fungsinyamasing-masing dengan maksimal dibawah kendali Kurt Hahn. Masing-masing bagian terjalin komunikasi yang harmonis dan merasa senasib sehingga tim ini begitu solid.
Setelah lolos dari maut, Kurt Hahn mampu mengambil sebuah hikmah. Yaitu team work dan solidaritas yang baik akan mampu menghadapi tantangan sebesar apapun.
Lebih jauh lagi Kurt Hahn kemudian mengembangkan metode di kapal layar untuk membentuk sebuah forum pelatihan bagi generasi muda. Tujuannya untuk membentuk mental positif dan sikap cinta tanah air. Metode ini akhirnya berkembang di negara-negara Eropa dan belahan dunia lainnya, termasuk hingga ke Indonesia.
Sejak kapan outbound masuk di Indonesia memang belum ada catatan yang jelas. Namun tahun 1990-an sudah ada yang di mulai dengan pengiriman karyawan perusahaan ke luar negeri hingga akhirnya banyak provider outbound mengembangkannya di Indonesia.
Kemudian yang jadi pertanyaan adalah seberapa efektifkah apabila outbound di selenggarakan dalam ruang lingkup pendidikan ?
Pada awalnya masih banyak beberapa lembaga pendidikan yang meragukan diadakannya kegiatan outbound dalam pendidikan. Namun seiring berjalannya waktu, titik puncak dari kegiatan outbound bukan hanya untuk team work dan solidaritas saja tetapi juga sebagai salah satu metode pembelajaran luar sekolah yang bertujuan di antaranya untuk meningkatkan kreatifitas, minat, bakat dan mengasah potensi diri para siswa.
Outbound memiliki beberapa manfaat, diantaranya :
1. Melatih percaya diri
2. Membangun kerjasama dan kepercayaan satu sama lain dalam tim
3. Melatih kecepatan, ketepatan dan bekerja secara efisien
4. Membiasakan dalam iklim persaingan
5. Menerima dengan fair kekalahan
6. Menerima instruksi dan melaksanakannya
7. Membangun semangat lahirnya ide dan kreatifitas
8. Melatih jiwa kepemimpinan
9. Terampil menggunakan sumber daya yang ada dan terbatas untuk hasil yang maksimal
10. Membangun pribadi yang pantang menyerah
11. Membentuk pribadi yang mempunyai inisiatif
12. Melatih kemampuan komunikasi dan bersosialisasi
13. dll

 

By: Nila

Senin, 30 Mei 2016

SEMANGAT KERJA


Sobat pembaca, dalam bekerja kita harus mempunyai semangat. Lalu, pertanyaannya adalah semangat kerja itu apa..? Semangat kerja adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga dengan demikian pekerjaan akan dapat diharapkan lebih cepat dan lebih baik. Semangat kerja karyawan akan menurun bila ditunjukkan oleh hal-hal berikut ini:
  1. Tingkat kehadiran karyawan berkurang
  2. Karyawan tidak bergairah dalam bekerja
  3. Tidak loyal kepada perusahaan
  4. Tingkat kesalahan karyawan meningkat
  5. Banyaknya tuntutan dan pemogokan karyawan.
      Semangat kerja sangat penting bagi organisasi karena:
  1. Semangat kerja yang tinggi tentu dapat mengurangi angka absensi atau tidak bekerja karena malas,
  2. Dengan semangat kerja yang tinggi dari buruh dan karyawan maka pekerjaan yang diberikan atau ditugaskan kepadanya akan akan dapat diselesaikan dengan waktu yang lebih singkat atau lebih cepat,
  3. Dengan semangat kerja yang tinggi pihak organisasi memperoleh keuntungan dari sudut kecilnya angka kerusakan karena semakin tidak puas dalam bekerja, semakin tidak bersemangat dalam bekerja, maka semakin besar angka kerusakan,
  4. Semangat kerja yang tinggi otomatis membuat karyawan akan merasa senang bekerja sehingga kecil kemungkinan karyawan akan pindah bekerja ke tempat lain,
  5. Semangat kerja yang tinggi dapat mengurangi angka kecelakaan karena karyawan yang mempunyai semangat kerja tinggi cenderung bekerja dengan hati-hati dan teliti sehingga bekerja sesuai dengan prosedur yang ada.
      Indikasi yang menunjukkan kecenderungan umum rendahnya semangat kerja adalah rendahnya produktivitas, tingkat absensi yang tinggi, labour turnover yang tinggi, tingkat kerusakan yang tinggi, kegelisahan di mana-mana, tuntutan yang sering kali terjadi, dan pemogokan. Karakteristik semangat kerja karyawan dapat diketahui dari tiga indikator, yaitu disiplin, kerja sama, dan kepuasan kerja.
Trivi adventure camp
  Disiplin merupakan suatu keadaan tertib karena orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk dan taat pada peraturan yang ada serta melaksanakan dengan senang hati. Karyawan yang menuruti semua peraturan karena takut akan dihukum mencerminkan disiplin negatif. Sebaliknya, kepatuhan karyawan pada peraturan karena sadar akan fungsi peraturan tersebut untuk mencapai keberhasilan adalah mencerminkan disiplin yang positif. Dalam pengertian disiplin tersimpul dua faktor yang penting, yaitu faktor waktu dan faktor perbuatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja adalah pertama menyangkut kepuasan di luar pekerjaan seperti pendapatan, rasa aman, dan kedudukan yang lebih tingi, kedua menyangkut kepuasan terhadap pekerjaan, yaitu minat kerja, peluang untuk maju, dan prestise dalam organisasi, ketiga menyangkut kepuasan pribadi dan rasa bangga atas profesinya.
      Cara yang ditempuh untuk meningkatkan semangat kerja adalah memberikan kompensasi kepada tenaga kerja dalam porsi yang wajar, tetapi tidak memaksakan kemampuan perusahaan, menciptakan kondisi kerja yang menggairahkan semua pihak, memperhatikan kebutuhan yang berhubungan dengan spiritual tenaga kerja pada saat penyegaran sebagai media pengurangan ketegangan kerja dan memperkokoh rasa setia antara tenaga kerja dan manajemen, penempatan tenaga kerja pada posisi yang tepat, peran tenaga kerja mengembangkan aspirasi mendapatkan tempat yang wajar, dan memperhatikan hari esok para tenaga kerja.
       Menurut Zainun, ada beberapa faktor yang menyebabkan munculnya semangat kerja. Faktor-faktor tersebut antara lain:
  1. Hubungan yang harmonis antara pimpinan dengan bawahan terutama antara pimpinan kerja sehari-hari langsung berhubungan dan berhadapan dengan para bawahan.
  2. Kepuasan para petugas terhadap tugas dan pekerjaannya karena memperoleh tugas yang disukai sepenuhnya.
  3. Terdapat satu suasana dan iklim kerja yang yang bersahabat dengan anggota organisasi, apabila dengan mereka yang sehari-hari banyak berhubungan dengan pekerjaan.
  4. Rasa pemanfaatan bagi tercapainya tujuan organisasi yang juga merupakan tujuan bersama mereka yang harus diwujudkan secara bersama-sama pula.
  5. Adanya tingkat kepuasan ekonomis dan kepuasan nilai lainnya yang memadai sebagai imbalan yang dirasakan adil terhadap jarih payah yang telah diberikan kepada organisasi.
  6. Adanya ketenangan jiwa, jaminan kepastian serta perlindungan terhadap segala sesuatu yang dapat membahayakan diri pribadi dan karier dalam perjalanan.
      Selanjutnya menurut Zainun, faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya semangat kerja adalah:
  1. Minat seseorang terhadap pekerjaan yang dilakukan. Seseorang yang berminat dalam pekerjaannya akan dapat meningkatkan semangat kerja.
  2. Faktor gaji atau upah tinggi akan meningkatkan semangat kerja seseorang.
  3. Status sosial pekerjaan. Pekerjaan yang memiliki status sosial yang tinggi dan memberi posisi yang tinggi dapat menjadi faktor penentu meningkatnya semangat kerja.
  4. Suasana kerja dan hubungan dalam pekerjaan. Penerimaan dan penghargaan dapat meningkatkan semangat kerja.
  5. Tujuan pekerjaan. Tujuan yang mulia dapat mendorong semangat kerja seseorang
      Menurut Nitisemito, ada beberapa cara untuk meningkatkan semangat kerja karyawan. Caranya dapat bersifat materi maupun non materi, seperti antara lain:
  1. Gaji yang sesuai dengan pekerjaan.
  2. Memperhatikan kebutuhan rohani.
  3. Sekali-kali perlu menciptakan suasana kerja yang santai yang dapat mengurangi beban kerja.
  4. Harga diri karyawan perlu mendapatkan perhatian.
  5. Tempatkan para karyawan pada posisi yang tepat.
  6. Berikan kesempatan pada mereka yang berprestasi.
  7. Perasaan aman menghadapi masa depan perlu diperhatikan.
  8. Usahakan para karyawan memiliki loyalitas dan keperdulian terhadap organisasi.
  9. Sekali-kali para karyawan perlu diajak berunding untuk membahas kepentingan bersama.
  10. Pemberian insentif yang terarah dalam aturan yang jelas.
  11. Fasilitas kerja yang menyenangkan yang dapat membangkitkan gairah kerja
      Selanjutnya Nitisemito menambahkan bahwa faktor-faktor untuk mengukur semangat kerja adalah:
  1. Absensi karena absensi menunjukkan ketidakhadiran karyawan dalam tugasnya. Hal ini termasuk waktu yang hilang karena sakit, kecelakaan, dan pergi meninggalkan pekerjaan karena alasan pribadi tanpa diberi wewenang. Yang tidak diperhitungkan sebagai absensi adalah diberhentikan untuk sementara, tidak ada pekerjaan, cuti yang sah, atau periode libur, dan pemberhentian kerja.
  2. Kerja sama dalam bentuk tindakan kolektif seseorang terhadap orang lain. Kerjasama dapat dilihat dari kesediaan karyawan untuk bekerja sama dengan rekan kerja atau dengan atasan mereka berdasarkan untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu, kerjasama dapat dilihat dari kesediaan untuk saling membantu di antara rekan sekerja sehubungan dengan tugas-tugasnya dan terlihat keaktifan dalam kegiatan organisasi.
  3. Kepuasan kerja sebagai keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan di mana para karyawan memandang pekerjaan mereka.
  4. Kedisiplinan sebagai suatu sikap dan tingkah laku yang sesuai peraturan organisasi dalam bentuk tertulis maupun tidak. Dalam prakteknya bila suatu organisasi telah mengupayakan sebagian besar dari peraturan-peraturan yang ditaati oleh sebagian besar karyawan, maka kedisiplinan telah dapat ditegakkan
Demikian saja Sobat, yang semangat ya…!!

Trivi adventure camp


Trivi adventure camp

Semangat Pagi !!
Persaingan yang makin ketat dan berat dalam dunia usaha pada masa ini, dibutuhkan kemampuan yang harus dimiliki oleh sebuah perusahaan yang melibatkan seluruh karyawan sehingga perusahaan dapat terus bergerak maju.
Untuk itu tentu saja tidak hanya mengandalkan pada para pemimpin perusahaan saja, namun kemampuan untuk bersinergi secara optimal wajib dilaksanakan bagi seluruh karyawan demi memenangkan persaingan dan meningkatkan taraf hidup.
Pemberdayaan seluruh karyawan adalah solusi utama untuk menghadapi persaingan dunia usaha. Meningkatkan nilai kualitas pada seluruh karyawan adalah jawaban atas kebutuhan untuk memenuhi sinergi optimal dalam sebuah perusahaan.
Standing History
Vini Vidi Vici Adventure Camp or we used to call as the Trivi Adventure Camp was established since 2004 which was base camp at Jakarta . Originator or founder of this company there are 3 people who each have different disciplinary backgrounds, we are Antonius Sujarwanto, SE as Training Manager, Ardi Irawan, ST as Logistic Manager and Dwi Sasongko, Psi as a Psychologist.
Our Staff
Trivi Adventure Camp have several staff that serves as a facilitator (instructor), Observer (observer), logistic team support and medical team. During the period of approximately 10 years Trivi Adventure Camp has had varying experiences of some who attended the training company using our services.
In the development internally, Trivi Adventure  Camp active in making learning with one surgical method books, attend personal development seminars, especially in terms of the training it self. Our hope here is that any development and progress, especially in the field of training outdoors can we serve the maximum and methods are updated to the prospective client in the future.
Vision & Mission
Vision
To be The Leader of  Human Resources Development Through Experiential Learning in Indonesia at 2015.
Mission
Foster a sense of empathy in the participants
Enhance personal creative and full of innovation in the face of global competition
Always give the best to learn how to improve the quality of experiential learning methods.
Trivi adventure camp


Hubungi Kami:


Trivi Adventure Camp
Jl Eka Dasa No 3 RT 02 RW 01
Komplek Wisma Anggara
Kel. Menteng Dalam Kec. Tebet
Jakarta 12780
Phone : 021 22839295
Marketing:
Anton Sujarwanto : 0818 - 0888 - 1466



 

TENTANG KAMI


Selamat datang di website kami para insan teladan dimanapun anda berada, anda sudah tepat menemukan kami, jika memang anda, perusahaan anda atau instansi anda menginginkan adanya perubahan karakter bagi para pegawai ataupun karyawan anda menjadi pribadi yang unggul dan teladan dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab pekerjaan di kantor atau dimanapun, karena kami adalah provider outbound yang mengkhususkan dalam pembentukan karakter individu menjadi lebih baik dan unggul, sebagaimana nama lembaga kami yaitu TRIVI ADVENTURE CAMP
Trivi adventure camp

                                                                                                      
TRIVI ADVENTURE CAMP didirikan atas keinginan untuk membantu Bangsa ini dalam hal Pembenahan terhadap SDM khususnya dalam mengenal dan memahami potensi & karakter diri, selain juga atas kepedulian terhadap kurang maksimalnya kinerja & semangat bekerja bagi para SDM di Perusahaan ataupun Instansi pada umumnya, dimana hal ini terjadi dikarenakan kurangnya kesadaran diri atas potensi dan karakter yang dimiliki, sehingga seringkali terjadi adanya penempatan SDM yang kurang sesuai dengan potensi dan karakternya, selain juga terjadinya kurang semangat dalam bekerja dikarenakan individu yang bersangkutan tidak mengetahui potensi dan karakter dirinya, sehingga akan berdampak pada ketidak maksimalan dalam bekerja, yang pada akhirnya juga akan mengurangi tingkat produktivitas dalam mencapai target pekerjaan yang diharapkan.
Mengetahui potensi dan karakter diri tidaklah semudah sebagaimana membalikkan telapak tangan, jika tidak mengetahui cara dan metode apa yang harus dilakukannya, karena berhubungan dengan sesuatu yang abstrak dan tidak nampak. Kami dari TRIVI ADVENTURE CAMP akan membantu Anda, Perusahaan Anda, Instansi Anda, Yayasan Anda, Komunitas Anda, Organisasi Anda, Sekolah Anda, Lembaga Anda atau siapapun saja yang ingin mengetahui potensi dan karakter SDM yang Anda miliki, karena kami mempunyai cara dan metode yang ilmiah dan mutakhir dengan menggunakan kecanggihan teknologi untuk mengetahui potensi dan karakter untuk setiap orangnya.

Dalam kaitannya dengan pelaksanaan outbound maka TRIVI ADVENTURE CAMP akan menggunakan pola bahwa program acara outboundnya akan didesuaikan dengan hasil analisa potensi dan karakter tiap-tiap calon peserta outbound yang sudah dilakukannya terlebih dahulu, sehingga jenis kegiatan apa atau jenis games yang bagaimana yang akan dimainkan akan sesuai dengan kebutuhan dari Perusahaan atau Instansi yang bersangkutan, sehingga akan tepat sasaran dan tepat program, dikarenakan keberhasilan suatu kegiatan outbound tidak hanya dilihat dari kesuksesan pelaksanaan acaranya ataupun kepuasan dari peserta selama kegiatan berlangsung, akan tetapi lebih dari itu adalah adanya kesadaran dari tiap-tiap pesertanya akan kekurangan dan kelemahan dirinya serta mengenal & mengetahui potensi yang ada pada dirinya. Dengan adanya tepat program & tepat sasaran maka diharapkan setelah pelaksanaan outbound berlangsung adalah terjadi perubahan diri menjadi lebih baik dan menjadi insan teladan yang bisa memberikan contoh bagi lingkungannya sebagai individu yang unggul dalam bekerja.

Trivi adventure camp



SALAM PERUBAHAAN

Tagged as artikelartikel outboundarung jeramcara memilih operator outboundEOgame outbondgame outboundgames outboundhal apa saja yang perlu diperhatikan didalam permainan dan simulasi dalam outboundharga outbondharga outboundjasa outbondjasa outboundJasa Outbound TrainingKerjasama tim dalam bentuk permainanlist outboundlokasi outbondlokasi outboundmakalah outboundmemilih operator outbound yang tepat di Bandungmemilih operator outbound yang tepat di Jakartaoperator outboundoutbond jakartaoutbond trainingoutbound,outbound companyoutbound di Bandungoutbound jakartaoutbound konsultanoutbound managementoutbound provideroutbound team,outbound toursoutbound trafficOutbound Trainingpaintballpaket outbond jakartapaket outboundpaket outbound jakartapelatihan outbound,Pengembangan SDMpengertian outboundperngertian leadershipperusahaan outboundperusahaan trainingprovider outbound di Puncak,provider outbound di Puncak / Provider Outbound Jakarta / Provider Outbound Training di JakartaProvider Outbound JakartaProvider Outbound Training di JakartaraftingTemukan Out Boundtraining outboundtraining outbound jakaartaTraining Outbound Jakarta