Kamis, 26 Mei 2016

Gunung Papandayan

Gunung Papandayan

  1. Gunung Papandayan (2,675 m)
Papandayan
         Sebuah tempat di mana para pandai besi berkumpul dan berkarya menciptakan senjata dan peralatan besi lainnya, hingga akhirnya tempat itu disebut Papandayan. Begitulah dongeng singkat dari masyarakat yang tinggal di sekitar kaki Gunung Papandayan. Memang, gunung ini adalah salah satu gunung teraktif di Jawa Barat, bahkan Indonesia. Ia berdiri di antara kompleks gunung api lainnya seperti Gunung Cikuray, Gunung Guntur, dan Gunung Haruman. Bisa dibayangkan bagaimana para pandai besi sakti itu menggunakan kawahnya untuk menempa besi.
         Gunung Papandayan terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Satu jam berkendara dari kota Garut kita bisa mencapai kawah utamanya. Di sana terdapat parkiran luas dengan warung-warung yang siap sedia menjamu para pengunjung. Dan dari parkiran itu pula awal pendakian bisa dilakukan. Gunung Papandayan adalah salah satu gunung yang ramah bagi pendaki pemula. Medan yang didaki tidak terlalu terjal dan tergolong aman, tetapi pesona yang ditawarkan tidak kalah menarik dari gunung-gunung lainnya.
         Kepulan asap-asap kecil sudah terlihat sejak kita menjejakkan kaki di titik awal pendakian. Adapun tidak lama setelah kita mulai menapakan kaki di bebatuan vulkanik, deru-deru asap yang keluar dari perut bumi sudah terdengar. Bahkan kita akan melalui beberapa lubang di mana asap keluar menghasilkan bunyi yang menggemuruh. Pada jalur awal pendakian inilah kita berdiri di atas kawah yang baru terbentuk akibat letusan pada tahun 2004 yang lalu. Bau belerang menyengat yang menusuk hidung mungkin akan sedikit mengganggu kala menikmati pemandangan kawah dari jarak dekat.
         Sekitar satu setengah jam berjalan, maka kita akan tiba di Pondok Selada, sebuah lahan terbuka luas yang dipenuhi rerumputan dan mengalir sungai ditengahnya. Di antara rerumputan itu tersembunyi keindahan dan perlambang keabadian, bunga Edelweiss. Umumnya para pendaki akan berkemah di sini. Tetapi kita akan berkemah di tempat yang lebih cantik lagi. Untuk itu perlu usaha lebih. Layaknya kehidupan di mana untuk mendapat sesuatu yang lebih, kita perlu berusaha keras.
         Di sinilah kita diuji selama 2 atau 3 jam dengan tanjakan yang lebih terjal diantara pohon-pohon cantigi perlambang kekuatan di mana mereka hidup di antara bebatuan dan pasir gunung berapi. Sebelumnya kita akan melalui salah satu lokasi menarik yang disebut ‘Dead Forest’  di mana pepohonan cantigi yang sudah mati tetap berdiri kokoh walaupun seluruh tubuhnya telah hitam legam dibakar panasnya letusan gunung berapi.
         Begitu tanjakan itu selesai, sebuah padang yang bahkan jauh lebih luas lagi dibanding Pondok Selada akan terbuka di depan mata kita. Di Tegal Alun inilah kita akan berkemah dan menikmati matahari terbenam, memandang langit di hotel berbintang-bintang, hingga matahari kembali terbit keesokan harinya. Jika cuaca cerah, kita bisa mendapatkan semua itu, tetapi kadang alam bisa berkata lain dan Tegal Alun akan diselimuti kabut tebal yang bahkan dapat membuat para pendaki tersesat.
         Gunung Papandayan adalah gunung yang unik dan indah. Sebagai Cagar Alam, kompleks Gunung Papandayan (Gunung Papandayan, Gunung Puntang, dan Gunung Kendeng) menjadi perlindungan bagi hewan-hewan seperti kijang, babi hutan, ayam hutan, lutung, macan tutul, dll. Dan yang lebih unik lagi, ada sebuah tanaman yang hanya terdapat di Australia tetapi bisa ditemukan di sini. Keanekaragaman flora Gunung Papandayan tidak kalah bahkan dengan Gunung Gede-Pangrango.

Highlights:
  1. Jalur pendakian melalui kawah utama Gunung Papandayan
  2. Bunga Edelweiss
  3. Padang luas di mana kita bisa menikmati matahari terbenam dan terbit di tempat yang sama
  4. Jalur pendakian yang tidak terlalu sulit dan aman
  5. Flora dan Fauna yang beragam
Durasi Pendakian: 2 hari 1 malam

Itinerary:
H-1: Jakarta – Garut – Parkiran Gunung Papandayan – Tegal Alun
Pk 05.30               : Kumpul di Meeting Point yang ditentukan
Pk 06.00 – 11.00   : Perjalanan menuju Garut
Pk 11.00 – 12.00   : Makan siang
Pk 12.00 – 13.00   : Perjalanan menuju Parkiran Papandayan
Pk 13.00 – 17.00   : Pendakian menuju Tegal Alun
Pk 17.00 – 19.00   : Snack & Acara Bebas
Pk 19.00 – 20.00   : Makan Malam BBQ/Kambing Guling
Pk 20.00 – 22.00   : Sharing (Acara api unggun) 
Pk 22.00 – …                  : Istirahat

H-2: Tegal Alun – Puncak – Parkiran Gunung Papandayan – Cipanas – Jakarta
Pk 05.00 – 06.00   : Bangun pagi dan menikmati matahari terbit
Pk 06.00 – 07.00   : Sarapan pagi & siap-siap
Pk 07.00 – 11.00   : Pendakian ke Puncak dan turun melalui jalur yang berbeda
Pk 11.00 – 12.00   : Perjalanan menuju Cipanas, Garut
Pk 12.00 – 13.00   : Makan siang
Pk 13.00 – 15.00   : Berendam air panas
Pk 15.00 – 19.00   : Perjalanan pulang menuju Jakarta

Bentuk Kegiatan:
Hari pertama : Briefing, Trekking hingga Pondok Selada (1 – 1,5 jam), Trekking hingga Tegal Alun (2 – 3 jam), BBQ/Kambing Guling, Sharing di Api Unggun.
Hari kedua    : Trekking menuju Puncak dan turun melalui jalur berbeda yang cukup menantang, berendam air panas
Jumlah Peserta: 30 – 50 orang
Manfaat yang dirasakan:
–       Melatih daya juang dan ketabahan melalui pendakian
–       Mengetahui kekuatan dan kelemahan pribadi
–       Melatih kerja sama, saling perhatian dengan sesama rekan pendaki melalui jalur pendakian yang cukup menantang
–       Relaksasi, melepas penat dari rutinitas melalui keindahan alam
–       Dengan relaksasi dan refleksi di alam, membantu mengeluarkan ide-ide baru dalam pekerjaan
–       Melatih kepekaan dan komunikasi antar sesama
–      Biaya Pendakian:
–      IDR 2.275.000/ org. Min 30 org.
–      Harga sudah termasuk Sertifikat Trakking EBC dari otoritas setempat
Keterangan:
–       Harga termasuk:
  • Transportasi Jakarta – Papandayan PP by JetBus.
  • Meals, snack dan Barbeque.
  • Guide & Porter
  • Medical Assistance
  • Ijin Pendakian
  • Tenda, alat masak, dan alat makan