Rabu, 27 April 2016

PENTING NYA PERAN PEMIMPIN EFEKTIF DALAM PENCAPAIAN TUJUAN ORGANISASI – TRIVI ADVENTURE CAMP


Untuk mencapai tujuan organisasi diperlukan banyak faktor. Salah satu faktor yang tidak bisa ditinggalkan adalah hadirnya seorang pemimpin efektif.
Oleh: Febta Rina Handayani, Widyaiswara Madya Balai Diklat Kepemimpinan Magelang

Abstrak
Kepemimpinan merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Pemimpin yang efektif dapat membawa organisasi mencapai tujuannya. Ciri-ciri pemimpin yang efektif adalah: (1) Strategist; (2)  Eksekutor; (3) Manajer Talenta; (4) Pengembang SDM; (5) Kecakapan Pribadi. Dengan memiliki kelima ciri tersebut, merupakan sebuah keniscayaan, seorang pemimpin dapat membawa organisasinya mencapai visi dan misi yang sudah ditetapkan
Kata Kunci: Pemimpin, Efektif, Organisasi
Kepemimpinan merupakan komponen yang sangat vital dalam suatu organisasi. Robbins (1994) pada Masana Sembiring (2012) mengemukakan bahwa “organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diindentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai tujuan bersama atau sekelompok tujuan”.
Dengan demikian organisasi adalah struktur atau kesatuan sosial dimana orang-orang didalamnya diatur, digerakkan dan dikoordinasikan secara formal untuk mencapai tujuan bersama. Supaya organisasi dapat mencapai tujuannya, maka organisasi harus digerakkan oleh pemimpin (leader). Organisasi bukan tujuan tetapi alat untuk mencapai tujuan. Peran kepemimpinan sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama, tanpa adanya kepemimpinan sangat berat kiranya tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai.
SIAPAKAH PEMIMPIN YANG EFEKTIF ITU?
Banyak pengertian tentang kepemimpinan, sebanyak buku yang berbicara tentang kepemimpinan, namun demikian pengertian tersebut dapat dapat diidentifikasi mulai dari abad 20 (dua puluh) hingga abad ke 21 (dua puluh satu).
Pada awalnya kepemimpinan diartikan sebagai memotivasi atau mendorong anggota untuk melakukan sesuatu, sebagaimana dikemukakan oleh Bennis 1959 : ”Kepemimpinan adalah suatu proses dimana pemimpin mendorong bawahan agar berperilaku sesuai dengan yang diinginkan”.
Pengertian berikutnya, kepemimpinan adalah pengarahan dan pengkoordinasian seperti dikemukakan oleh Fiedler 1967 bahwa : ”Kepemimpinan adalah pengarahan dan pengkoordinasian anggota-anggota kelompok dalam mencapai tujuan”. Perkembangan pengertian kepemimpinan  selanjutnya  adalah adanya hubungan pengaruh khusus sebagaimana dikemukakan oleh Hollander & Julian 1969 sebagai berikut : ”Kepemimpinan adalah hadirnya hubungan pengaruh khusus antara sang pemimpin dengan anggota-anggota kelompok dalam mencapai tujuan organisasi”.
Perkembangan pengertian kepemimpinan menjelang akhir abad 20 (duapuluh) lebih mengarah pada pengalokasian seluruh sumber daya organisasi secara efisien dan efektif seperti dikemukakan oleh Campbell 1991 sebagai berikut : ”Kepemimpinan adalah tindakan yang mengarahkan/mengalokasikan sumber daya untuk menciptakan kesempatan yang dikehendaki oleh organisasi”.
Sedangkan pengertian kepemimpinan pada awal abad 21 (dua puluh satu) diartikan sebagai proses pemengaruhan sang pemimpin kepada para anggota-anggota organisasi, seperti dikemukakan oleh Greenburg & baron 2003 : ”Kepemimpinan adalah proses dimana seorang pemimpin mempengaruhi anggota-anggota kelompok lainnya dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan bersama”.
Dari berbagai pengertian kepemimpinan tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah merupakan suatu faktor atau komponen yang sangat penting dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Lalu, apakah kepemimpinan efektif itu? Peter Drucker, menjawabnya hanya dengan beberapa kata: “pondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasar misi organisasi, mendefinisikannya dan menegakkannya, secara jelas dan nyata”.
Banyak konsep tentang kepemimpinan, akan tetapi yang dimaksud Kepemimpinan disini adalah kepemimpinan yang memenuhi persyaratan diantaranya sebagai berikut :
  1. Bisa memimpin dirinya sendiri dan keluarganya. Kalau memimpin dirinya sendiri saja tidak mampu bagaimana ia dapat memimpin keluarganya apalagi orang lain. Dalam hal ini pemimpin harus mampu mengendalikan dirinya sendiri, mampu mempertahankan komitmennya;
  2. Bisa menjadi contoh atau tauladan bagi anggota-anggotanya dalam segala hal. Umumnya anggota-anggota itu melihat pemimpinnya, apa yang dilakukan pemimpinnya itulah yang dilakukan anggota-anggotanya. Menurut Ki Hajar Dewantara seorang pemimpin itu harus mempunyai konsep “Ing Ngarso Sung Tuladha”, artinya seorang pemimpin itu harus mampu menjadi panutan bagi pengikutnya.
  3. Pemimpin harus Value Driven, bukan Interest Driven. Pemimpin harus punya martabat, punya jati diri, punya filosofi yang dipertahankan, tidak mudah terpengaruh oleh rayuan-rayuan yang menggerogoti kredibilitasnya.Jadi seorang pemimpin harus kredibel dan memiliki pandangan jauh kedepan yang melampaui batas kekinian dan mampu mewujudkannya, mampu menciptakan calon penggantinya yang lebih baik daripada dirinya.
Pemimpin yang efektif terlihat dari tanda-tanda empiris seperti organisasi yang produktif. Produktivitas organisasi tersebut tentunya mengarah pada pencapaian visi dan misi organisasi. Pemimpin yang efektif menjadikan organisasi berjalan dengan lebih baik.
Berdasarkan riset untuk menilai, mengembangkan pemimpin dan bagaimana arsitektur kepemimpinan yang baik. Seorang pemimpin yang efektif ternyata memiliki 5 ciri yang harus ada yaitu:
  1. Strategist, seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang ahli dalam menyusun strategi dalam rangka mencapai visi dan misi organisasinya
  2. Eksekutor, seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang tahu bagaimana mengeksekusi strategi yang telah disusunnya, walaupun dia tidak terjun langsung dalam eksekusinya.
  3. Manajer Talenta, seorang pemimpin efektif adalah seorang yang secara konsisten menerapkan manajemen talenta dalam organisasinya.
  4. Pengembang SDM, seorang pemimpin efektif adalah seorang yang fokus pada pengembangan sdm organisasinya.
  5. Kecakapan Pribadi, seorang pemimpin yang efektif mempunyai kecakapan pribadi yang memungkinkan dia untuk dapat dicontoh, menginspirasi dan juga memotivasi para pengikutnya
Dalam tulisan kali ini, penulis hanya mengulas bagaimana seorang pemimpin efektif dapat mengembangkan SDM dan juga sebagai manajer talenta yang baik.
Bagaimana seorang pemimpin efektif mengembangkan SDM organisasinya?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita bisa belajar dari pemimpin perusahaan besar mengembangkan SDMnya. Untuk memahami bagaimana perusahaan-perusahaan besar bisa efektif dalam mengembangkan dan mengelola SDM, dilakukan studi terhadap beberapa perusahaan besar, seperti alibaba.com, Bosera fund management, dan Mary Kay.
Ternyatasemua perusahaan besar dan kuat memiliki filosofi yang kuat juga dalam hal pengelolaan SDM, mereka mengharapkan banyak dari para pekerja dan melakukan investasi besar pula untuk mendukung pekerja menjadi sukses (give a lot, get a lot)
Dari praktik perusahaan-persusahaan besar tersebut, ada kiat-kiat khusus yang bisa kita pelajari sehingga menjadi sukses, yaitu:
  1. Managemen talenta berdasarkan falsafah “mutual investment”
  2. Membangun strategi manajemen talenta berdasarkan nilai yang khas.
Dalam dimensi apa yang “perusahaan berikan” dan apa yang “perusahaan dapatkan”  filosofi pengeloaan SDM dapat dibagi  menjadi 4 kategori :
  1. Econiomic Exchange (job focused): Perusahaan tidak berharap terlalu banyak dari pekerjanya, demikian juga pekerja tidak berharap dari perusahaannya. Hubungannya hanya sebatas “anda kerjakan tugas anda dan kami akan bayar gaji anda”. Contoh dari hubungan klasik macam ini adalah pekerja kontrak dan sub kontrak
  2. Under Investment, perusahaan mengharapkan pekerja memberikan kontribusi maksimal, namun hanya memberikan imbal balik yang kecil (dalam hal gaji, keamanan kerja, pelatihan, dan lain-lain). Biasanya pada perusahaan-perusahaan dengan laba kecil maupun perusahaan yang mengalami persaingan sengit
  3. Over Estimate. Perusahaan relatif tidak menuntut terlalu besar dari pekerja, namun memberikan fasilitas yang lebih dari memadai untuk para pekerja seperti gaji, keamanan kerja, dan lain-lain. Namun saat ini sedikit sekali perusahaan yang memiliki filosofi seperti ini.
  4. Mutual Investment (organization focused) Perusahaan mengharapkan pekerja memberikan kontribusi yang besar, sebagai asset penting bagi pertumbuhan perusahaan. Pekerja diharapkan mampu bekerja lebih baik dan lebih cepat dari waktu ke waktu untuk memenuhi target. Di lain pihak, perusahaan juga memberikan imbal balik maksimal, bukan hanya dari segi pendapatan namun juga sosial dan psikologi pekerja, seperti pengembangan karir, pelatihan-pelatihan dan lingkungan kerja yang nyaman.
Perusahaan-perusahaan besar seperti Portman ritz-Carlton, Mary-Kay, Alibaba dan Bosera memiliki filosofi yang berfokus pada organisasi dan SDM, seperti pada poin nomor empat. Filosofi yang keempat ini tentunya tidak hanya cocok untuk perusahaan-perusahaan privat, tapi bagi organisasi publik seperti organisasi pemerintah tentunya bisa dilaksanakan.
Lalu bagaimana cara mengembangkan Unique Value Proposition?
Bila SDM menjadi aspek kritis dalam kesuksesan sebuah bisnis, sekarang bagaimana strategi dalam memenangkan persaingan mendapatkan SDM yang berkualitas. Satu-satunya hal yang bisa diberikan perusahaan yaitu dengan menawarkan nilai unik dan menarik bagi SDM yang ditargetkan. Sebagai contoh, Portman Ritz Carlton, memperlakukan karyawan sebagai “Ladies and Gentlemen” yang maksudnya memperlakukan mereka dengan hormat dan bermartabat. PRC Juga mempersiapkan karyawan dengan kemampuan yang tepat, pemberdayaan dan sokongan informasi yang cukup sehingga mereka mampu bekerja dengan sebaik mungkin.
Masing-masing perusahaan memiliki Unique Value Proposition sebagai dasar filosofi untuk manajemen SDM. Sebagai contoh Unique Value Proposition : Alibaba.Com : “A Smiling Community with A Dream” dengan Unique Value Proposition tersebut, Alibaba menstimulus para pekerja untuk menciptakan mimpi-mimpi mereka dalam kerangka kemajuan dan pertumbuhan perusahaan, pekerja diberikan kebebasan dan dilengkapi dengan lingkungan kerja yang nyaman sehingga mereka bekerja dengan baik.
Contoh lainnya, Perusahaan BOSERA Fund management memiliki Unique Value Proposition “Profesional Excellence in a caring and Supportive Organization” atau perusahaan Li Ning dengn “Winning Globally Based on Sportmanship”. Unique Value Proposition menjadi jargon yang menjiwai perusahaan-perusahaan besar tersebut untuk melakukan pengelolaan SDM.
Terdapat tiga kemiripan dari pola Unique Value Proposition :
(1) fokus pada kebutuhan top manajemen dan keinginan pekerja serta syarat kesuksesan perusahaan;
(2) diferensiasi adalah lebih baik dari sekedar penghargaan finansial;
(3) Unique Value Proposition didukung oleh praktik-praktik kunci yang mudah diaplikasikan.
Langkah-langkah mengembangkan Unique Value Proposition
Langkah 0 : memeriksa kembali filosofi pengelolaan SDM perusahaan
Langkah 1 : mengidentifikasikan bahwa SDM merupakan faktor kritis dalam menyokong kesuksesan bisnis
Langkah 2 : memahai kebutuhan Top manajemen terhadap SDMnya
Langkah 3 :Brainstorming an mengartikulasikan Unique Value Proposition sebagai tanggungjawab bersama perusahaan dan pekerja
Langkah 4 :Mengidentifikasi kriteria dan konten kunci yang mudah diterapkandenganUnique Value Proposition
Tentunya Unique Value Propositionjuga dapat diterapkan pada organisasi publik. Bagaimana organisasi publik bisa menemukan Unique Value Propositionadalah tantangan tersendiri. Dengan identifikasi tersebut tentunya para pegawai diharapkan dapat dijadikan elemen kritis sehingga mereka akan mempunyai kebanggan pada organisasinya, yang pada akhirnya mereka akan termotivasi untuk lebih produktif dan all out dalam mewujudkan visi misi organisasi.
Selain hal-hal di atas yang tidak boleh diabaikan dalam pengelolaan SDM adalah manajemen pelatihan dan pengembangan. Manajemen ini dapat berupa:
  • Upgrading dan pendidikan.
Memberikan kesempatan karyawan untuk mengembangkan potensinya. Dilakukan mapping sehingga penempatan sesuai dengan kompetensinya. Memberikan bea siswa untuk melanjutkan pendidikan diluar kedinasan.
  • Corporate Training Institute.
Pengembangan kapasitas karyawan selain dilakukan diluar institusi juga dilakukan didalam institusi melalui in house training.
  • Job Rotation
Karyawan diperbolehkan untuk mengajukan perpindahan penempatan antar unit usaha atau departemen setelah bekerja 2 tahun. Ini perlu untuk menemukan tantangan-tantangan baru dan hal-hal baru yang menarik.
Dengan melakukan pengembangan dan pengelolaan SDM di atas, diharapkan seorang pemimpin dapat membawa organisasi yang dipimpinnya dapat mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.